Penanganan Konflik Gajah-Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Dengan Manusia Di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar

Gomes, Santino (2021) Penanganan Konflik Gajah-Sumatera (Elephas maximus sumatranus) Dengan Manusia Di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Diploma thesis, Universitas Lancang Kuning.

[img] Text
1754251094_BAB-I_VI_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (1MB)
[img] Text
1754251094_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tekanan terhadap kawasan hutan untuk dikonversi menjadi fungsi lain (pemukiman, perkebunan dan aktifitas ekonomi lainnya) telah mengakibatkan luas kawasan hutan terus merosot, habitat satwa seperti Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan satwa lain terus berkurang. Akibatnya satwa keluar dari habitatnya untuk mencari pakan dan akan berhadapan dengan masyarakat pemilik kebun, Terdapat 2 (dua) kecamatan yang termasuk ke dalam daerah jelajah Gajah Sumatera atau kantong gajah Minas yaitu Kecamatan Tapung dan Kecamatan Tapung Hilir. Kecamatan Tapung merupakan daerah yang sering mengalami gangguan/konflik dengan Gajah Sumatera dan lebih dari 7 (tujuh) desa yang berada di wilayah kecamatan tersebut, salah satunya Desa Karya Indah merupakan desa yang sering terjadinya gangguan gajah liar, kejadian yang terus berulang ini terhitung tahun 2019 gangguan gajah liar sebanyak 18 kali dan tahun 2020 terjadi 8 kali, dan menimbulkan konflik gajah terhadap masyarakat. Maka penanganan yang lebih serius oleh pihak pemerintah, dalam hal ini Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau telah mengupayakan proses pencegahan dan penanggulangan namun, konflik ini tidak dapat diselesaikan oleh satu pihak, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian penanganan konflik Gajah Sumatera dengan manusia oleh tim penanggulangan konflik Satwa Liar BBKSDA Riau di Desa Karya Indah Penelitian ini bertujuan Mendeskriptifkan kondisi konflik Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) dengan manusia, dan mendeskriptifkan upaya penanganan Tim Penanggulangan Konflik Satwa Liar Oleh BBKSDA Riau terhadap konflik Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus). Metode penelitian adalah menggunakan metode survei dan analisis deskriptif. Metode ini bertujuan untuk mengumpulkan data dari sejumlah variabel pada suatu kelompok masyarakat melalui wawancara langsung dan berpedoman pada pertanyaan yang telah disediakan sebelumnya. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang responden. Responden ditentukan secara purposive sampling. Purposive Sampling adalah salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian seperti menentukan lokasi penelitian pada RT.04 desa Karya Indah yang sering mengalami ganguan gajah lair, sehingga di harapkan dapat menjawab permasalahan penelitian. Informasi diperoleh dengan melakukan wawancara langsung terhadap masyarakat dan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang dianggap sebagai key informan. Tokoh-tokoh masyarakat tersebut antara lain: Kepala Desa, Petugas Pengamanan (TNI/Polisi), Kelompok Tani dan Tokoh Pemuda yang ada di lokasi penelitian, selain itu untuk memperkuat informasi hasil penelitian dilakukan wawancara kepada Tim Penanganan Konflik Satwa Liar, BBKSDA-Riau. Survei lapangan dilakukan di areal-areal yang dirusak gajah, baik perusakan terhadap tanaman maupun terhadap pondok dan rumah masyarakat. Objek-objek yang dirusak oleh gajah kemudian didokumentasikan dan dijadikan sebagai data pendukung hasil penelitian. Metode analisis deskriptif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan kondisi atau memberikan gambaran yang sesungguhnya yang terjadi di tempat penelitian melalui narasi dan data yang diperoleh dengan bantuan tabel dan gambar. Hasil penelitian adalah Adapun kondisi konflik manusia dengan gajah liar di Desa Karya Indah ini adalah hadirnya gajah liar di areal lahan masyarakat ini merupakan tergolong dalam jalur perlintasan pergeragakan gajah. Pergerakan kelompok gajah liar ini bergerak dari suatu wilayah ke wilayah lainnya mengikuti ketersediaan makanan, tempat berlindung, dan berkembang biak. Gangguan lahan masyarakat terdiri dari gangguan bangunan masyarakat di lahan perlintasan gajah liar yaitu kerusakan bangunan masyarakat berupa pondok jaga sekaligus rumah tempat tinggal yang dibuat seperti pondok jaga kebun, bahan bangunannya terbuat dari kayu. Gangguan tanaman pertanian/perkebunan masyarakat yaitu jenis tanaman tanaman singkong (ubi), jagung, dan kelapa sawit. Adapun upaya Tim Penanganan Konflik Satwa Liar di Desa Karya Indah adalah penjagaan di jalur perlintasan gajah liar dengan masyarakat yaitu keterlibatan dan kepedulian para pihak khususnya masyarakat dalam melakukan pencegahan dan penanggulangan konflik antara manusia dan satwa, memasang GPS colar untuk memantau pergerakan kelompok gajah liar yang datang, selain itu dilakukan juga patroli. Pengusiran gajah liar mengunakan media obor, kentongan, meriam karbit, suara teriakan,bantuan gajah terlatih untuk menggiring gajah liar keluar dari lahan pertanian/perkebunan masyarakat dan kembali ke habitatnya

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Kehutanan > Prodi Ilmu Kehutanan
Depositing User: Muhammad Mukrizal
Date Deposited: 29 Dec 2023 04:34
Last Modified: 29 Dec 2023 04:34
URI: http://repository.unilak.ac.id/id/eprint/2895

Actions (login required)

View Item View Item