Kearifan Lokal Masyarakat Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Dalam Menjaga Hutan Dan Sungai

Sitinjak, Hermanto Aries Munandar (2021) Kearifan Lokal Masyarakat Desa Tanjung Belit Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Dalam Menjaga Hutan Dan Sungai. Diploma thesis, Universitas Lancang Kuning.

[img] Text
1554251019_BAB-I_VI_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

Download (202kB)
[img] Text
1554251019_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (222kB) | Request a copy

Abstract

Meskipun jumlah penduduk Desa Tanjung Belit dan kegiatan pembangunan terus meningkat, dimana hal itu menyebabkan peningkatan kebutuhan terhadap sumberdaya alam, namun keberadaan hutan dan sungainya masih terjaga dengan baik. Hal ini antara lain disebabkan masih hidupnya kelembagaan adat dan penerapan kearifan lokal Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan kearifan lokal di Desa Tanjung Belit dalam mengelola hutan dan sungai dilihat dari aspek kepercayaan dan tantangan, etika dan aturan, teknik dan teknologi, serta praktek dan tradisi pengelolaan hutan.. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mendeskripsikan kondisi atau memberikan gambaran yang sesungguhnya yang terjadi di tempat penelitian melalui narasi dan data yang diperoleh dengan bantuan tabel dan gambar. Dilihat dari unsur kepercayaan dan pantangan, masyarakat Desa Tanjung Belit memiliki tiga sumber kepercayaan, yaitu adat basandikan syara, syara basandilakn kitabullah; yang kedua kepercayaan kepada dunia gaib atau mistis; dan ketika percaya kepada kutukan atas sumpah yang telah diikrarkan bersama pada saat penetapan lubuk larangan. Ketiga jenis kepercayaan tersebut masih hidup dan dipegang kuat sehingga mengarahkan sikap dan tingkah laku masyarakat dalam mengelola hutan dan sungai. Etika dan aturannya difungsikan sebagai pengelolaan lingkungan, yang terdiri dari larangan penebangan pohon berisikan masyarakat mempercayai jika hutan di sekitar pinggir sungai ditebang maka akan merusak ekosistem sungai sebab akan mudah terjadinya tanah longsor dan larangan menggunakan putas, tuba, dan strum berisikan pada saat penangkapan ikan sangat berbahaya karena kandungan racunnya tinggi sehingga bisa mencemari kualitas perairan Sungai Subayang dan bisa membunuh ikan-ikan kecil Penggunaan tehnik dan teknologi terdiri dari penggunaan tehnik tradisonal untuk bertanam berisikan Kearifan lokal yang ada mempermudah masyarakat untuk melakukan penanaman dengan cara membuat lubang di tanah, memberi ajir sebagai penanda dan memasukan bibit ke dalam lubang tersebut, memanen ikan menggunakan senapan penembak ikan, dan penggunaan teknologi modern menggunakan alat teknologi canggih yang digerakkan oleh mesin motor. Praktek dan tradisi Desa Tanjung Belit adalah tradisi rutin dalam pengelolaan sungai adalah tradisi Batobo Mancokau Ikan pemanenan ikan di Lubuk Larangan sekali dalam setahun, praktek menjaga Hutan Larangan Adat oleh Dubalang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Fakultas Kehutanan > Prodi Ilmu Kehutanan
Depositing User: Muhammad Mukrizal
Date Deposited: 29 Dec 2023 04:00
Last Modified: 29 Dec 2023 04:00
URI: http://repository.unilak.ac.id/id/eprint/2886

Actions (login required)

View Item View Item