PERSEPSI KONFLIK MANUSIA GAJAH DI DESA MELIBUR KECAMATAN PINGGIR, KABUPATEN BENGKALIS, RIAU

Yudha, Dwi Rizky Prima (2020) PERSEPSI KONFLIK MANUSIA GAJAH DI DESA MELIBUR KECAMATAN PINGGIR, KABUPATEN BENGKALIS, RIAU. Other thesis, Universitas Lancang Kuning.

[img] Text
Cover.pdf

Download (188kB)
[img] Text
Abstrak.pdf

Download (186kB)

Abstract

Pertambahan angka populasi manusia berdampak pada meluasnya pembangunan di berbagai sektor diantaranya pembukaan kawasan hutan untuk perkebunan dan pertambangan, menyebabkan konflik antara manusia dan satwa liar menjadi sering terjadi. Konflik antara manusia dan satwa liar terjadi akibat sejumlah interaksi negatif baik langsung maupun tidak langsung antara manusia dan satwa liar. Gajah salah satu jenis satwa yang mendapatkan pakannya sebagian besar dari dalam kawasan hutan. Gajah sangat membutuhkan keberadaan hutan sebagai tempat hidup dan berkembang biak. Deforestasi yang terus menerus terjadi semakin mengancam kehidupan satwa liar termasuk gajah sumatera yang habitatnya terus mengalami kerusakan baik penyempitan maupun fragmentasi, akibat adanya konversi hutan menjadi perkebunan dan hutan tanaman industri. Kerusakan hutan dan fragmentasi habitat satwa untuk perluasan pertanian/ perkebunan, pertambangan dan perumahan merupakan penyebab konflik manusia�satwa liar. Oleh sebab itu, degradasi habitat menyebabkan satwa tersebut masuk ke lahan pertanian/perkebunan yang berdekatan dengan kawasan hutan sehingga satwa liar merusak tanaman budidaya masyarakat. Kerusakan pada komoditi tanaman mengakibatkan kerugian sosial ekonomi masyarakat dengan nilai kerusakan terlihat bervariasi di setiap daerah, sesuai dengan luas lahan yang dimiliki dan ekonomi masyarakat yang tergantung pada aktivitas pertanian di pedesaan. Konflik manusia gajah, baik masalah pengembangan pembangunan, lahan pertanian maupun perkebunan, belum dapat diselesaikan secara tepat karena masih berorientasi kepada aspek perlindungan dan kurang mempertimbangkan kepentingan masyarakat di daerah konflik. Selain itu, status perlindungan habitat gajah yang berada di luar kawasan konservasi masih lemah, sehingga semakin memberikan batasan-batasan pergerakan gajah dalam beraktivitas. Bila dilihat dari sisi habitat dan perilaku gajah dengan kemampuan gajah bereproduksi secara alami yang rendah dikombinasikan dengan kebutuhan akan habitat yang luas dan kompak (contiguous) membuat mereka sangat rentan terhadap kepunahan. Lagi pula proses pergerakan gajah secara periodik pada wilayah jelajahnya yang telah berubah menjadi areal pemukiman, lokasi transmigrasi, areal pertanian dan perkebunan dapat mengancam jiwa manusia dan mengganggu aktifitas pembangunan. Oleh sebab itu, perlu diketahui Bioekologi Gajah Sumatera pada saat masuk ke areal pertanian atau perkebunan sehingga memudahkan upaya dan peran serta masyarakat dalam menanggulangi konflik manusia gajah di Desa Melibur, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap gangguan tanaman oleh Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Desa Melibur Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, mengidentifikasi persepsi masyarakat terhadap kerusakan yang disebabkan oleh Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) di Desa Melibur Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, dan mengidentifikasi persepsi masyarakat sekitar kawasan konflik manusia gajah di Desa Melibur Kecamatan Pinggir, ii Kabupaten Bengkalis, Riau. Metode Penelitian adalah metode kualitatif deskriptif yaitu menjelaskan kondisi temuan lapangan melalui studi pustaka, wawancara (kuesioner), dan pengamatan lapangan. Responden ditentukan secara purposive sampling. Hasil Penelitian adalah Hasil persepsi masyarakat terhadap gangguan tanaman oleh Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrunus) mendapat nilai 25 dalam kategori tinggi, artinya tanaman pekebunan dan pertanian masyarakat setuju diganggu oleh gajah. Persepsi masyarakat terhadap kerusakan oleh gajah Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatrunus) mendapat nilai 23 dalam kategori sedang, artinya masyarakat mengalami kerusakan tanaman dan sarana pondok jaga lahan pertanian dan perkebunan, dan tidak mengalami putusnya akses jalan, kubangan pada lahan pertanian dan perkebunan, juga pemadatan tanah pada lahan pertanian dan perkebunan. Persepsi masyarakat sekitar kawasan konflik manusia gajah mendapat nilai 25 kategori tinggi, kawasan sekitar konflik manusia gajah sangat sering terjadi.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Fakultas Kehutanan > Prodi Ilmu Kehutanan
Depositing User: mhs ip wira wahyu
Date Deposited: 09 Jun 2022 04:39
Last Modified: 09 Jun 2022 04:39
URI: http://repository.unilak.ac.id/id/eprint/2273

Actions (login required)

View Item View Item